Film yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, yang merupakan adaptasi dari novel terlaris hasil karya penulis Hanum Salsabiela Rais dan sang suaminya Rangga Almahendra. Film ini sendiri menceritakan tentang pengalaman-pengalaman mereka pada saat mereka hidup di Austria diwaktu Rangga sedang menempuh program study doktoralnya di Vienna University of Economics and Business. Film ini mengkisahkan perjalanan mereka saat mengeksplorasi warisan budaya agama Islam di Austria, Prancis, Spanyol dan Turki.
“Film ini sendiri berhasil mengulas warisan dan peninggalan-peninggalan Islam di negara-negara Eropa tersebut, suatu warisan yang mungkin kurang diketahui oleh banyak orang diantara kita. Hal ini mengingatkan kami sendiri, sebagai orang Eropa, bahwa Islam bukan suatu jalan hidup tetapi merupakan sebuah bagian yang integral dan hal yang penting dalam sejarah kami,” tutur Wakil Kepala Delegasi Uni Eropa Colin Crook dalam keterangan persnya, Selasa (4/3/2014).
Colin mengakui bahwa dalam film ini mendorong bahwa perlunya toleransi yang lebih baik lagi dan bahwasannya masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengakhiri rasisme dan xenophobia (ketakutan terhadap orang asing) di Eropa maupun dibelahan bumi lainnya.
“Film ini mengingatkan kami pada semboyan Uni Eropa sendiri yaitu ‘Bersatu dalam Perbedaan’, yang juga mirip pula dengan semboyannya negara Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”, adalah suatu semboyan yang memang perlu untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Colin.
Colin juga menambahkan bahwa film ini sendiri menggambarkan prioritas Uni Eropa di dalam hal pendidikan. “Adapun secara keseluruhan terdapat sekitar kurang lebih 4.000 mahasiswa Indonesia yang berangkat ke Eropa pada tahun 2013, sebuah peningkatan yang besar dibandingkan dengan tahun 2012 yang lalu. Dan kami juga berharap kecenderungan ini bisa terus meningkat di tahun 2014 ini,” katanya.
'99 Cahaya di Langit Eropa Part 2' sendiri akan mulai tayang pertmanya di bioskop pada Kamis, (6/3/2014) mendatang.